
Puolitik.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan memiliki cerita mengharukan yang terjadi belum lama ini. Cerita tentang meninggalnya seorang warga Jakarta itu diceritakan Anies melalui laman facebooknya pada Minggu (3/3/2019) yang dikutip Puolitik.com pada Senin (4/3/2019).
“Pak Anies, Pak Anies, Pak Anies! Terdengar suara pasien di bilik sebelah ruang ICU itu memanggil-manggil. Kamis malam itu saya menjenguk ibu sahabat kami yg dirawat di ICU RS Pasar Minggu. Antar bilik pasien dipisahkan korden,”kata Anies.
Anies mengatakan suara pasien tersebut keras walau terhalang masker oksigen yang dipakainya. Hingga terdengar seruangan ICU. “Saya hampiri. Matanya menatap tajam. Tangan, kaki dan sekujur badan terkulai tanpa gerak. Dia mengalami patah di dua ruas tulang lehernya. Tangan dan kaki terlihat lumpuh. Seorang anak muda, 15 tahun, kecelakaan saat perjalanan ke kegiatan taklim,”jelas dia.
“Rahmat Hidayat, jawabnya, saat saya tanya nama. Dayat, panggilannya, lalu menyanyikan lagu penyemangat Persija. Saya dengar dia juga suka melantunkan shalawat. Dlm sakit yang tak terkira itu, dia masih melantunkan shalawat,”ungkap Anies.
Lebih lanjut, Anies mengatakan Rahman meminta dirinya mencium pasien tersebut. “Cium saya Pak. Cium saya Pak,” pinta Dayat. Saya tatap dia. Dia senyum dan saya senyum. Lalu saya sentuh keningnya, pundaknya. Perlahan saya cium keningnya,”cerita Anies.
“Saya tahan, saya cium lama kening Dayat. Seakan anak sendiri. Sambil membayangkan dia sedang berhadapan perenggang nyawa. Terdengar suara lirihnya, “terima kasih Pak Anies, terima kasih.” Saya senyum dan berdoa,”imbuhnya lagi.
Anies kemudian pamit sambil memastikan operasi bisa segera dilaksanakan.
“Alhamdulilah Jumat pagi operasi dilakukan. Ikhtiar manusia menyelamatkan anak belia ini. Lebih dari 12 jam dokter & paramedik berjuang di meja operasi. Misi yang tidak ringan. Allah punya rencana lain. Minggu subuh, sebuah teks masuk di wa mengabarkan Dayat wafat pukul 1 dinihari,”ungkap Anies.
Pada Minggu pagi, Anies melayat ke Jagakarsa. Di mushola tempat dia disholatkan, dia menemui ibu dan ayahnya.
“Mereka masih terpukul; tak pernah ada dalam bayangannya kalau mereka yg melahirkan dan membesarkan Dayat, kini harus menguburkannya. Pada orangtuanya saya sampaikan, Insya Allah anak ini akan jadi pembuka Jannah bagi mereka, amiin,”tandas Anies.
“Kamis malam di rumah sakit, dia panggil saya dan minta dicium. Saya cium dia seakan anak sendiri. Minggu pagi ini saya datangi lagi Dayat. Kali ini telah jadi jenazah. Husnul khatimah Insya Allah, Setelah disholatkan, kami angkat jenazahnya. Melepas ke rahmatullah… Ke Rahmatullah semua akan kembali, sebuah pelajaran bagi semua. Kullu Nafsin Dzaa Iqatul Maut,”pungkas Anies.