JAKARTA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis turut memberikan nasihat atas pernyataan kontroversi yang disampaikan oleh Menteri Agama KH Yaqut Cholil Qoumas belum lama ini soal dugaan membandingkan adzan dengan gonggongan anjing.
“Ya Allah, ya Allah, ya Allah. Kadang malas berkomentar soal membandingkan sesuatu yang suci dan baik dengan suara hewan najis mughallazhah. Karena itu bukan soal kinerja tapi soal kepantasan di ruang publik oleh pejabat public, Mudah-mudahan Allah mengampuni dan melindungi kita semua,”kata KH Cholil Nafis mengutip dari laman facebooknya.
Menurut KH Cholil, masalah adzan dan anjing sudah menggelinding dan rasa keberagamaan terasa terganggu.
“Padahal isi SE-nya bagus untuk dipedomani hanya soal komunikasi. Klarifikasi tak menyelesaikan masalah karena rasa tak nyaman disamakan dengan gonggongan. Baiknya sudahi polemiknya dengan meminta maaf kepada umat,”jelasnya.
Sebelumnya diketahui, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan penggunaan pengeras suara di masjid harus diatur agar tercipta hubungan yang lebih harmonis dalam kehidupan antarumat beragama. Dia pun mengibaratkan gonggongan anjing yang menggangu hidup bertetangga.
“Kita bayangkan, saya Muslim saya hidup di lingkungan nonmuslim, kemudian rumah ibadah mereka membunyikan toa sehari lima kali dengan keras secara bersamaan, itu rasanya bagaimana?” kata Yaqut di Pekanbaru, Riau, Rabu (23/2/2022).
“Contohnya lagi, misalkan tetangga kita kiri kanan depan belakang pelihara anjing semua, misalnya menggonggong di waktu yang bersamaan, kita terganggu tidak? Artinya semua suara-suara harus kita atur agar tidak menjadi gangguan,” ujar Yaqut menambahkan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Thobib Al Asyhar, menegaskan bahwa Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sama sekali tidak membandingkan suara azan dengan suara anjing. Pemberitaan yang mengatakan Menag membandingkan dua hal tersebut adalah sangat tidak tepat.